Fakultas Teknik
UNP Padang
|
Nama : HERMAWAN
FIRDAUS
|
Jurusan : Teknik
Elektronika
|
Nim : 1201934
|
Prodi
: Pend Teknik Elektronika
|
Grub : 2E2
|
Praktikum ke :8
|
Mata kuliah: Praktikum Audio Radio
|
Topik : Radio
|
Judul : Blok
Penerima FM
|
A. TUJUAN
Setelah pratikum ini
siswa diharapkan dapat :
1. Mengetahui blok
rangkaian dan fungsi dari bagian penerima radio FM
2.
Mengetahui karakteristik kerja rangkaian penerima
FM
3. Melihat besaran dan
bentuk sinyal dari masing-masing bagian pada penerima FM
B. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang
dibutuhkan pada pratikum kali ini adalah :
1. Trainer penerima FM
2.
Osiloskop
3.
RFG
4.
Multimeter
5.
Toolset
6. Kabel Listrik
C. TEORI PENDUKUNG
Radio komunikasi FM merupakan radio broadcast yang
banyak digunakan. Dibandingkan dengan jenis radio komunikasi yang lainnya
dikarenakan suara yang dihasilkan jauh lebih bersih dibandinhkan dengan yang
lainnya dan gangguan dari noise terhadap sinyal informasi yang dihasilkan jauh
lebih rendah dibandingkan radio siaran lain. Radio komunikasi FM bekerja pada
spectrum frekuensi VHF 88-108 Mhz dengan jenis modulasi frekuensi (FM). Pada
system komunikasi broadcase FM selain suara yang dihasilkan lebih bersih juga
menggunakan system stereo yang akan menghasilkan suara lebih bagus dibandingkan
dengan system mono sesuai dengan format system audio yang banyak dikembangkan
yaitu format audio stereo.
Gambar. Blok diagram penerima FM Mono
Bagian antenna (Aerial) berfungsi menerima sinyal
gelombang elektromagnetik di udara yang berasal dari stasiun pemancar dan
merubahnya menjadi gelombang listrik dan diteruskan kebagian penala.
Bagian RF, Mixer dan Oscilostor berfungsi sebagai
bagian penala (tuning) yang berfungsi memilih siaran yang diinginkan dan akan
menghasilkan frekuensi IF sebesar 10,7 Mhz. bagian ini disebut juga dnegan
frekuensi converter, karena bagian ini merubah besaran yang diterima di oleh
antenna yang berkisaran antara frekuensi 88-108 Mhz menjadi frekuensi antara IF
sebesar 10,7 Mhz.
Penguatan IF memperkuatkan frekuensi antara 10,7
Mhz yang bersal dari bagian penala dan besarannya disesuaikan dengan bagian
berikutnya dari blok diagram.
FM modulator atau
yang dikenal juga dengan De-Empesis berfungsi memisahkan sinyal carier dengan
sinyal suara. Pada bagian ini sinyal yang dihasilkan sudah murni sinyal audio,
bukan sinyal yang masih termodulasi yaitu sinyal yang masih tercampur
antara audio dan sinyal carrier.
AF voltage amplifier dan AF power amplifier
merupakan bagian penguat suara yang akan memperkuat sinyal suara dan
menghasilkan getaran suara yang dapat diengar oleh telinga manusia dan pada
bagaian system stereo bagian ini terdiri dari dua buah penguat yang akan
menggerakan dua buah loundspeker.
D. LANGKAH
KERJA PRATIKUM
1. Lengkapilah peralatan dan bahan pratikum yang
akan diguanakan, periksa terlebih dahulu peralatan dan pastikan dalam keadaan
bekerja.
2. Rakit dan
instalasilah trainer penerima FM dengan benar
1. Carilah salah satu
siaran yang bersih.
2. Lakukanlah
pengukuran pada keluaran dari bagian tuner yang akan menghasilkan sinyal IF
sebesar 10,7 Khz gambarkan bentuk sinyal dan catat pada table berikut ini :
1. Lakukan pengukuran
pada bagian keluaran IF amplifier, bandingankan sinyal keluaran dan sinyal
masuk pada bagian ini. Apa yang diperkuatkan dan berapa penguatan dibagian ini.
1. Pada bagian FM
modulator terjadi pemisahan antara sinyal carrier dengan sinyal informasi
lakukan pengamatan dan gambarkan bentuk keluaran rangkaian.
2. Pada bagian terakhir
lakukan pengukuran pada bagian audio, berapa kali penguatan dilakukan pada
bagian ini, dan gambarkan bentuk sinyal outputnya.
E. EVALUASI
DAN PENUGASAN
1. Pada system penerima stereo pada bagian
mana yang terjadi pemisahan sinyal kanal suara stereo, apa nama bagiannya?
2. Buatlah blok diagram penerima FM stereo!
3. Fungsi Masing-masing Blok:
a. Antena :
berfungsi menangkap sinyal-sinyal bermodulasi yang bersal dari antena pemancar.
b. Penguat RF :
berfungsi unutk menguatkan sinyal yang ditangkap oleh antena sebelum diteruskan
ke blok Mixer (pencampur).
c. OSC (Osilator
Lokal) : berfungsi unutk mebangkitkan getaran frekuensi yang lebih tinggi dari
frekuensi sinyal keluaran RF. Dimana hasilnya akan diteruskan ke blok Mixer.
d. Mixer (pencampur)
: Berperan untuk mencampurkan kedua frekuensi yang berasal dari RF Amplifier
dan Osilator Lokal. Hasil dari olahan mixer adalah Intermediate
Frequency (IF) dengan besar 10,7 MHz.
e. Penguat IF :
digunakan untuk menguatkan Frekuensi Intermediet (IF) sebelum diteruskan ke
blok limiter.
f. Limiter (pembatas)
: berfungsi unutk meredam amplitudo gelombang yang sudah termodulasi (sinyal
yang dikirim pemancar) agar terbentuk sinyal FM murni (beramplitudo rata).
g. Detektor FM :
digunakan untuk mendeteksi perubahan frekuensi bermodulasi, menjadi sinyal informasi
(Audio).
h. De-emphasis :
berfungsi untuk menekan frekuensi audio yang besarnya berlebihan (tinggi) yang
dikirim oleh pemancar.
i. AFC (Automatic
Frequency Control / Pengendali Frekuensi Otomatis) : berfungsi unutk mengatur
frekuensi osilator local secara otomatis agar tetap stabil.
j. Dekoder Stereo :
digunakan unutk memproses sinyal Stereo, sehingga hasilnya diteruskan pada 2
buah penguat AF (FM Stereo).
k. Penguat Audio :
digunakan untuk menyearahkan getaran/ sinyal AF serta meningkatkan level sinyal
audio dan kemudian diteruskan penguat AF ke suatu pengeras suara.
e. Speaker (pengeras
suara) digunakan untuk mengubah sinyal atau getaran listrik berfrekuensi AF
menjadi getaran suara yang dapat didengar oleh telinga manusia.
4. Apa fungsi
rangkaian AFG pada penerima FM? Dan jelaskan prinsip kerjanya !
Jawab:
AFC (Automatic
Frequency Control): Rangkaian ini berfungsi mengontrol kestabilan frekuensi
osilator lokal. Ini dibutuhkan karena ketidak stabilan frekuensi lokal osilator
menyebabkan penyimpangan penerimaan frekuensi pembawa.
5. Kenapa pada penerima FM kualitas audio
lebih bagus dibandingkan dengan penerima AM?
jawab :
gelombang FM
bebas dari pengaruh gangguan udara, bandwidth (lebar pita)
yang lebih besar, dan fidelitas yang tinggi. Frekuensi yang dialokasikan untuk
siaran FM berada diantara 88 – 108 MHz, dimana pada wilayah frekuensi ini
secara relatif bebas dari gangguan baik atmosfir maupun interferensi yang tidak
diharapkan. Selain itu, Saluran siar FM standar menduduki lebih dari sepuluh
kali lebar bandwidth (lebar pita) saluran siar AM. Hal ini disebabkan oleh
struktur sideband nonlinear yang lebih kompleks dengan adanya
efek-efek (deviasi) sehingga memerlukan bandwidth yang lebih lebar dibanding
distribusi linear yang sederhana dari sideband-sideband dalam sistem AM.
F. KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil praktikum dapat di simpulkan bahwa Radio komunikasi FM merupakan radio broadcast yang
banyak digunakan. Dibandingkan dengan jenis radio komunikasi yang lainnya
dikarenakan suara yang dihasilkan jauh lebih bersih dibandinhkan dengan yang
lainnya dan gangguan dari noise terhadap sinyal informasi yang dihasilkan jauh
lebih rendah dibandingkan radio siaran lain. Radio komunikasi FM bekerja pada
spectrum frekuensi VHF 88-108 Mhz dengan jenis modulasi frekuensi (FM). Penguatan IF memperkuatkan frekuensi antara 10,7
Mhz yang bersal dari bagian penala dan besarannya disesuaikan dengan bagian
berikutnya dari blok diagram. FM modulator atau
yang dikenal juga dengan De-Empesis berfungsi memisahkan sinyal carier dengan
sinyal suara. Pada bagian ini sinyal yang dihasilkan sudah murni sinyal audio,
bukan sinyal yang masih termodulasi yaitu sinyal yang masih tercampur
antara audio dan sinyal carrier.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar