Fakultas Teknik UNP Padang
|
Nama : HERMAWAN FIRDAUS
|
Jurusan : Teknik Elektronika
|
Nim : 1201934
|
Prodi : Pendidikan Teknik Elektronika
|
Group :2E2
|
Praktikum ke : 4
|
Mata kuliah :
Praktikum Audio Radio
|
Topic : Audio
|
Judul : Penguat Daya Audio
|
A.
TUJUAN
1. Mampu merakit rangkaian Power Amplifier
(Penguat daya suara dengan IC.
2. Mengetahui fungsi rangkaian penguat daya
pada sistem audio
3. Mengetahui karakteristik kerja rangkaian
penguat daya pada sistem audio.
4. Mampu melihat respon frekuensi dan
penguatan yang dapat dilakukan oleh rangkaian penguat daya.
B.
ALAT DAN BAHAN
1. Trainer Audio 1 Set 8. IC LA4440 =
1 buah
2. Osiloskop Dual Beam 1 set 9.
C1 47 µF/10V = 1
buah
3. Multimeter 1 set 10.C3 100 µF/10V =
1 buah
4. AFG 1 set
C.
TEORI DASAR
Pada
rangkaian audio seringkali sinyal audio yang diproses harus diperbesar level
dayanya sampai mencapai suatu besar tertentu untuk menggerakkan loudspeaker
yang berukuran besar dan berdaya besar sehingga telinga mampu mendengarkan
suara yang dihasilkan oleh loudspeaker dan bahkan membuat pendengaran
terganggu. Untuk Melakukan hal ini diperlukan rangkaian penguat (amplifier)
yang didalamnya terdapat komponen tertentu yang mampu melakukan penguatan
frekuensi audio. Seperti transistor bipolar, transistor efek medan (FET),
tabung katoda, bahkan menggunakan rangkaian terpadu (IC).
Audio Amplifier adalah
sebuah alat yang berfungsi memperkuat sinyal audio dari sumber-sumber sinyal
yang masih kecil sehingga dapat menggetarkan membran speaker dengan level
tertentu sesuai kebutuhan.
1.
Input Sinyal
Input sinyal dapat berasal dari
beberapa sumber, antara lain dari CD/DVD Player, Tape, Radio AM/FM, Microphone,
MP3 Player, Ipod, dll. Masing-masing sumber sinyal tersebut mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda. Bagian Input sinyal harus mempu mengadaptasi
sinyal sinyal tersebut sehingga sama pada saat dimasukkan ke penguat awal/
penguat depan (pre-amp)
2.
Penguat Awal/Penguat Depan (Pre-amp)
Penguat depan berfungsi sebagai
penyangga dan penyesuai level dari masing-masing sinyal input sebelum
dimasukkan ke pengatur nada. Hal ini bertujuan agar saat proses pengaturan nada
tidak terjadi kesalahan karena pembebanan/loading. Penguat depan harus
mempunyai karakteristik penyangga/buffer dan berdesah rendah.
3.
Pengatur Nada (Tone Control)
Pengatur nada bertujuan menyamakan
(equalize) suara yang dihasilkan pada speaker agar sesuai dengan aslinya
(Hi-Fi). Pengatur nada minimal mempunyai pengaturan untuk nada rendah dan nada
tinggi. Selain itu ada juga jenis pengatur nada yang mempunyai banyak kanal
pengaturan pada frekuensi tertentu yang biasa disebut dengan Rangkaian Equalizer.
Prinsip dasar pengaturan nada diperoleh dengan mengatur nilai R/C resonator
pada rangkaian filter.
4.
Penguat Akhir (Power Amplifier)
Penguat Akhir adalah rangkaian
penguat daya yang bertujuan memperkuat sinyal dari pengatur nada agar bisa
menggetarkan membran speaker. Penguat akhir biasanya menggunakan konfigurasi
penguat kelas B atau kelas AB. Syarat utama sebuah penguat akhir adalah
impedansi output yang rendah antara 4-16 ohm) dan efisiensi yang tinggi.
Karena kerja dari penguat akhir
sangat berat maka biasanya akan timbul panas dan dibutuhkan sebuah plat
pendingin untuk mencegah kerusakan komponen transistor penguat akhir karena
terlalu panas.
5.
Speaker
Speaker berfungsi mengubah sinyal
listrik menjadi sinyal suara. Semakin besar daya sebuah speaker biasanya
semakin besar pula bentuk fisiknya. Secara umum speaker terbagi menjadi tiga,
yaitu Woofer (bass), Squaker (middle), dan tweeter (high). Impedansi speaker
antara 4 ohm, 8 ohm dan 16 ohm.
Saat ini ada juga speaker yang
disebut dengan subwoofer, yaitu speaker yang mampu mereproduksi sinyal audio
dengan frekuensi yang sangat rendah dibawah woofer.
Rangkaian penguat audio yang baik yaitu rangkaian yang mampu
memperkuat sinyal pada range frekuensi audio yaitu frekuensi 20Hz sampai 20 KHz
dan pada saat melakukan penguatan tanpa terjadinya cacat dengan nois yang
sekecil mungkin.
Pada rangkaian penguat pada suatu sistem
audio, rangkaian terdiri dari beberapa bagian antara lain rangkaian penguat
awal yang dikenal dengan rangkaian pre-amp, rangkaian filtter (tune control)
dan rangkaian penguat akhir (power amplifier) yang akan menggerakkan speaker
yang akan menghasilkan suara sehingga bisa didengarkan oleh telinga.
D. LANGKAH KERJA
1. Melengkapi peralatan,
bahan pratikum yang akan digunakan, dan memeriksa terlebih dahulu peralatan,
komponen apakah dalam keadaan baik dan dalam keadaan bekerja.
2. Merakit rangkaian
penguat audio pada trainer (education trainer kit) dengan skema rangkaian
sperti pada gambar di bawah (rangkaian mono), kemudian menghidupkan rangkaian
sehingg mmenghasilkan suara pada speaker dengan suara yang jelas dan tanpa
cacat.
3. Melepaskan hubungan
input rangkaian amplifier (input terbuka) dari rangkaian lainnya sehigga output
amplifier pada loudspeaker tidak mengeluarkan suara.
4. Menghubungkan AFG praada bagian input
rangkaian amplifier dan menghubungkan chanel 1 osiloskop dan output pada chanel
2 pada osiloskop(tanpa rangkaian input).
5. Mengatur input AFG pada posisi 1 kHz
dengan amplitudo sebesar 100mVp-p, hitunglah tegangan output yang dihasilkan.
6. Mengatur amplitudo sinyal input AFG pada
posisi minimum dan melihat sinyal output yang terbaca lalu mengatur amplitudo
sinyal input(AFG) sehingga menghasilkan signal output yang tidak cacat, hitung
besaran penguatan maksimum dari amplifier trainer kemudian hitung besar
penguatan dari rangkaian.
7. Gunakan sumber audio lain lalu pasang
potensio meter 1000kΩ pada input power yang diatur pada posisi minimum dan
melakukan perubahan pada pengaturan volume pada posisi minimum, tengah dan
maksimum lalu menggambarkan bentuk dari tiga keadaan tersebut.
E.
HASIL PENGAMATAN
1. Tegangan output yang dihasilkan pada posisi 1 kHz dengan
amplitudo 100mVp-p
F
= 1kHz
·
Input
= 20 Mv
·
Output
= 1,4 x 5
= 7 Vp-p
·
AV = VO/VI
= 7/0,02
= 350 Vp-p
·
Beda
fasa = 45 ͦ
2. Sinyal output ketika sinyal input(AFG)
pada posisi minimum
F =
1kHz
·
Output = 0 Vp-p
·
Input = 16 Mv
·
Vo = 1,2 x 5
= 6 Vp-p
·
AV = VO/VI
= 6/0,016
= 375Vp-p
= 20 log VO/VI
= 20 log 375
= 20 x 2,5
=
50 dB
3. Gambar bentuk dari ketiga keadaan
F.
EVALUASI DAN PENUGASAN
1.
yang terjadi pada saat posisi volume rangkaian
amplifier pada posisi maksimum adalah Sinyal output yang dihasilkan akan
semakain besar atau Vo akan semakin besar ini terlihat pada hasil pratikum
langkah 7.
2.
Fungsi
rangkaian tone control pada sistem audio adalah untuk
mengatur nada rendah (Bass) dan nada tinggi (Treble) secara terpisah. Pada
bagian pengatur nada Bass, menguatkan sinyal frekuensi rendah, sedangkan pada
bagian nada treble menguatkan sinyal frekuensi tinggi.
3. Fungsi equalizer adalah untuk menyamakan
suara speaker mendekati sumber aslinya atau mengembalikan suara speaker seperti
suara aslinya.
4. Fungsi pre-amp adalah meng-ampli atau
menguatkan sinyal dari low level ke line level. Jadi sinyal yang keluar dari
transducer masuk ke rangkaian preamp, dalam rangkaian tersebut memproses sinyal
elektronik yang masuk, diolah ke level-level tertentu yang kemudian di teruskan
kedalam rangkaian ampli induk.
5.
Power
amplifier berfungsi untuk sebagai penguat sinyal audio yang
pada dasarnya merupakan penguat tegangan dan arus dari sinyal audio yang
bertujuan untuk menggerakan pengeras suara (loud speaker).
6.
Fungsi speaker adalah mengubah gelombang listrik menjadi
getaran suara. Proses pengubahan gelombang listrik / elektromagnet menjadi
gelombang suara terjadi karena adanya aliran listrik arus AC audio dari penguat
audio kedalam kumparan yang menghasilkan gaya magnet sehingga akan menggerakkan
membran, Kuat lemahnya arus listrik yang diterima, akan mempengaruhi getaran
pada membran, bergetarnya membran ini menghasilkan gelombang bunyi yang dapat
kita dengar.
G.
KESIMPULAN
1.
Fungsi rangkaian penguat daya adalah untuk memproses
sinyal audio dimana sinyal audio yang diproses harus
diperbesar level dayanya sampai mencapai suatu besar tertentu untuk
menggerakkan loudspeaker yang berukuran besar dan berdaya besar sehingga
telinga mampu mendengarkan suara yang dihasilkan oleh loudspeaker dan bahkan
membuat pendengaran terganggu.
2.
Tone
kontrol pada sistem audio berfungsi
untuk mengatur penguatan level nada bass dan level nada treble. Nada bass
adalah sinyal audio pada frekuensi rendah sedangkan nada treble merupakan
sinyal audio pada frekuensi tinggi.
3. Rangkaian penguat audio
yang baik yaitu rangkaian yang mampu memperkuat sinyal pada range frekuensi
audio yaitu frekuensi 20Hz sampai 20 KHz dan pada saat melakukan penguatan
tanpa terjadinya cacat dengan nois yang sekecil mungkin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar