Fakultas
Teknik UNP Padang
|
Nama
: HERMAWAN FIRDAUS
|
Jurusan : Teknik Elektronika
|
Nim
: 1201934
|
Prodi
: Pendidikan Teknik Elektronika
|
Group :2E2
|
Praktikum
ke : 1
|
Mata
kuliah : Praktikum Audio Radio
|
Topic :
Audio
|
Judul :
Penguat Signal Lemah
|
A. TUJUAN
1. Memahami
konsep signal audio flow pada peralatan audio.
2. Mengatahui dan mempelajari penguat sinyal lemah yang dilakukan
rangkaian operasional amplifier.
3. Mengetahui karakteristik penguatan yang dilakukan IC 741
4. Mengetahui
dan mempelajari cara resistansi input, output dan factor penguat dari
konfigurasi rangkaian penguat percobaan ini.
B. ALAT
– ALAT
1. Power
Supply
2. AFG
3. Osiloskop
4. Multimeter
5. Kabel
– kabel
6. Breadboard
7. IC
LM741 x 1
8. Elco
luF/50V x 1
9. Pot
100K x 1
10. R100K
x 2
11. R
1K x 1
C. TEORI
SINGKAT
Signal audio adalah signal
suara yang bekerja pada range frekuensi 20 Hz sampai dengan 20 KHz yang
mampu direspon oleh alat pendengar manusia ( telinga ). Signal audio analog
yang mampu didengar manusia ini dapat diolah melalui peralatan
elektronik yang dikenal dengan audio amplifier.
Peralatan audio merupakan
peralatan elektronik analog yang
sampai saat ini masih digunakan. Sejak ditemukannya komponen elektronik
penguat tabung hampa dan kemudian ditemukannya transistor dengan bahan semi
konduktor yang berfungsi sebagai penguat sinyal listrik analog dan mampu
melakukan penguatan hingga ribuan kali penguatan, hingga sekarang ditemukannya
peralatan elektronik terintegrasi (IC) yang dapat melakukan penguatan seperti
tabung hampa dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya.
Peralatan amplifier banyak
digunakan dalam kehidupan sehari – hari seperti alat pemutar compact
disk (CD) dan penguat suat suara, pengeras suara dimesjid, system tata
suara panggung/band yang dikenal dengan sound system, bahkan
system audio broadcasting audio di studio radio dan televisi. Peralatan audio
dapat dikategorikan menjadi beberapa bagian antara lain:
1. Peralatan
reproduksi audio yang berfungsi untuk menghasilkan sumber signal suara seperti
CD Player, Tape Player, Radio penerima, microphone,
synthesizer, audio simulator, dan lain – lain.
2. Peralatan Preamplifier berfungsi sebagai penguat awal yang akan memperkuatkan signal audio yang
dihasilkan oleh peralatan reproduksi sehingga level signal menjadi besaran
tertentu.
3. Peralatan Filter berfungsi
sebagai pengatur nada yang
akan bekerja melewatkan satu pemotong frekuensi tertentu dengan konsep Low
Band Filter atau High Band Filter.
4. Peralatan
penguat daya berfungsi sebagai penguat signal besar yang akan menggerakkan
pengeras suara (loudspeaker) dan merubah besaran listrik menjadi besaran
akustik yang dapat didengar oleh telinga. Kekuatan signal akustik yang akan di
dengar oleh telinga manusia tergantung dari besar diameter loudspeaker dan
kekuatan daya dari penguat daya.
Secara umum dan sederhana
blok diagram audio dapat di lihat pada gambar berikut ini:
Gambar 1. Blok Rangkaian Audio Amplifier
Di dalam jobsheet pertama
ini akan mencoba mempraktekkan bagaimana penguat awal bekerja. Penguat awal
atau biasa disebut dengan Pre – Amplifier ( Pre – Amp ) merupakan bagian dari
system audio akan memperkuat signal yang dihasilkan dari peralatan reproduksi
audio. Signal yang dihasilkan oleh peralatan reproduksi yang masih lemah akan
diperkuatkan ke dalam besaran tertentu sehingga didalam perjalanan signal ke
bagian berikutnya tidak terjadi banyak penurunan dan gangguan signal ( nois ).
Penguat awal yang biasa dan banyak digunakan adalah penguat awal yang
menggunakan IC operasional amplifier ( Op – Amp ) dikarenakan system ini lebih
gampang didalam perakitan dan rendah terhadap gangguan signal ( nois ).
Penguat operasional ( Op –
Amp ) adalah suatu blok penguat yang mempunyai dua masukan dan satu keluaran.
Op – Amp biasa terdapat di pasaran berupa rangkaian terpadu ( integrated
circuit – IC ). Dalam bentuk paket praktis IC seperti tipe 741 seperti
pada gambar 2.
Gambar2.Rangkaian
dasar penguat operasional
IC 741 memiliki masukan tak
membalik v+ ( non – inverting ), masukan
membalik v- (inverting) dan keluaran vo. Jika
isyarat masukan dihubungkan dengan masukan membalik ( v- ), maka
pada daerah frekuensi tengah isyarat keluaran akan “berlawanan fase”
(berlawanan tanda dengan isyarat masukan ). Sebaliknya jika isyarat masukan
dihubungkan dengan masukan tak membalik ( v+ ), maka isyarat
keluaran akan “sefase”. Sebuah Op – Amp biasanya memerlukan catu daya 15 V.
Dalam menggambarkan rangkaian hubungan catu daya ini biasanya dihilangkan. Data
keadaan ideal Op – Amp dan kinerja IC 741 seperti terlihat pada table berikut
ini:
Parameter
|
Data
|
Harga
Ideal
|
Tegangan
ofset masukan , Vio
|
2mV
|
0
|
Arus
ofset masukan, Iio
|
20 nA
|
0
|
Arus
panjar masukan , IB
|
80 nA
|
0
|
Nisbah
penolakan modus bersama ( CMRR), ρ
|
90 dB
|
ω
|
Pergeseran
dari Iio
|
1 nA/ºC
|
0
|
Pergeseran
dari Vio
|
25
µV/ºC
|
0
|
Frekuensi
penguatan – tunggal (unity – gain grequency )
|
1 MHz
|
∞
|
Bandwidth daya – penuh
|
10 kHz
|
∞
|
Penguatan
deferensial lingkar terbuka, A
|
105 dB
|
∞
|
Hambatan
keluaran lingkar terbuka, Ro
|
75 𝝮
|
0
|
Hambatan
keluaran lingkar tertutup, Ri
|
2 M
|
∞
|
Gambar 3.
Penguatan Op-Amp
Pada gambar 3 disajikan OP
– Amp yang terangkai sebagai penguat inverting. Sinyal input di umpankan ke
input inverting (-) Op – Amp melalui R1, yang disebut elemen input. Tahanan R2
adalah elemen umpan balik. Dalam penguat inverting, tegangan output diberkan
bersamaan:
Vo = - (R2/R1).V1
Penguatan dari rangkaian
diatas adalah:
Acl = Vo/Vi atau – (R2/R1)
D. LANGKAH KERJA
Gambar
4. Gambar percobaan penguatan sinyal dengan Op-Amp
1. Menyusun rangkaian pembalik op – amp DC
seperti terlihat pada gambar 4Menggunakan sumber DC variabel sebagai catu daya
untuk A741.
2. Memberikan catu tegangan untuk
rangkaian percobaan dengan catu tegangan 9 Volt DC.
3. Menghidupkan IC dengan menghubungkannya
dengan catu daya.Atur potensio 100
K pada posisi tengah. Tegangan keluaran yang terukur (dengan multimeter) pada kaki – kaki Vo dan menunjukkan nilai
sebesar 5,2 V.(dalam keadaan Vi terbuka)
4. Polaritas keluaran dibandingkan dengan
isyarat masukan belum ada sinyal
5. Memasang AFG pada input dengan isyarat
input 400 Hz, dan mengatur keluaran sumber AC tersebut pada harga yang terendah
(mendekati 0).
6. Menghubungkan osiloskop ke kaki-kaki Vo
(menggunakan kapasitor (C2) 1uF secara seri dengan VO).
7. Menyalakan pencatu daya dan AFG dan Osciloscope. Secara hati – hati atur
besarnya isyarat masukan sinusoida sampai mencapai harga maksimum dimana
isyarat keluaran tidak mengalami kecacatan (distorsi). Besarnya tegangan puncak
– ke – puncak keluaran yang terbaca di osiloskop adalah sebesar 5,6 Vp – p.
8. Menghitung besarnya penguatan tegangan dari
penguat dengan menggunakan rumus yang ada, dan tentu penguatan dalam satuan dB
adalah 10 mV x 1,8=18mV
9. Mengatur 3 keadaan sinyal input 1)
sinyal input maksimum hingga tidak terjadi distorsi pada output (tampilan
osiloskop); 2) sinyal minimum dan 3) sinyal tengah – tengah. Masukan ketabel
pengamatan.
Kemuadian aturlah potensio R4 pada posisi seperti pada table pengamatan
berikut:
D. Analisa
1. Buatlah perbandingan
antara sinyal input dan sinyal output.
Perbandingan sinyal input
dengan sinyal output dari hasil praktukum didapatkan sebagai berikut:
v Pada
saat potensio minimum:
Harga
terendah
|
Harga
tengah
|
Harga
maksimum
|
CH1 : 1
VP-P
|
CH1
:1,4 VP-P
|
CH1
:2,2 VP-P
|
CH2 :
2,2VP-P
|
CH2
:3,4 VP-P
|
CH2 :
5,8 VP-P
|
v Pada saat
potensio bernilai setengah:
Harga
terendah
|
Harga
tengah
|
Harga
maksimum
|
CH1 :
3,6 VP-P
|
CH1 :
4,4 VP-P
|
CH1
:5,6 VP-P
|
CH2 : 1
VP-P
|
CH2
:1,2 VP-P
|
CH2 :
1,4 VP-P
|
v Pada saat
potensio bernilai penuh:
Harga
terendah
|
Harga
tengah
|
Harga
maksimum
|
CH1 : 2
VP-P
|
CH1 :4
VP-P
|
CH1
:4,4 VP-P
|
CH2 :
0,4 VP-P
|
CH2
:0,8 VP-P
|
CH2 :
0,9 VP-P
|
2. Lakukan
perhitungan secara teori.
3. Lakukan
analisa rangkaian anda dengan software electronic simulator dan bandingkan
dengan pengamatan diatas.
a. Simulasi
potensio pada posisi minimum.
b. Simulasi
potensio pada posisi tengah.
c. Simulasi
potensio pada posisi maksimum.
Hasil pengamatan menggunakan Kapasitor yang di hubungkan seri dengan Vo.
a) Potensio
bernilai minimum.
b) Potensio
bernilai setengah.
c) Potensio
bernilai maksimum.
4. kesimpulan
dari praktikum.
v Berdasarkan
hasil pengamatan pada saat praktikum dapat di simpulkan bahwa Pre-Amp akan
menguatkan signal kedalam besaran tertentu sehingga didalam perjalana signal ke
bagian berikutnya tidak terjadi banyak penurunan dan gangguan signal atau yang
biasa disebut dengan nois.
v Rangkaian
yang digunakan pada saat praktukum adalah rangkaian non inverting. penabahan kapasitor pada feedback
menyebabkan bandwidth respon semakin lebar.
v Pada
saat praktikum didapatkan sedikit perbedaan antara hasil pengamatan di labor
dengan teori di sebabkan karena banyaknya factor yang mempengaruhi, yaitu
mungkin disebabkan dalam ketepatan dalam membaca signal, kalbrasi
peralatan yang kurang pas dan adanya nilai resistasi komponen yang digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar